add page element

Thursday 5 September 2013

PINK UNTUK CINTA

MERAH JAMBU UNTUK CINTA

12 Juni 2010 pukul 20:43
Kututup hati atas nama cinta..karena jingga dan pink bagiku tak lagi menjadi warna cinta, berganti hitam, kelabu mendominan diantara pelupuk pandangan mata siapa yang bisa mengubah kelabu menjadi jingga atau hitam menjelma membiru se-indah birunya langit yang cerah.tidak akan ada satu jawaban!tidak akan pernah ada dalam hidupku.!tut tuliiiit tuuut
“Ri...jangan lupa jam 7 aku tunggu, di simpang jembatan?ok..Cuma mau ngingetin by...” seperti kebiasaan sahabatku itu mnelpon dan menutupnya se-olah-olah tak butuh kalimatku.
Ku tutup diary berwarna pink meski isi didalamnya telah berubah hitam seperti warna yang telah ku torehkan untuk satu kata CINTA. Sabtu 2004.........tanpa salam tanpa ba-be-bo si centil Dian seperti biasa menelpon dan menutupnya sesuka hati, Dian mengajakku kumpul bareng katanya “Party weekend” bakar-bakar ayam sekalian bakar cinta
“Biar kamu nggak terus-terusan mikirin dia Ri..ayolah..kamu wajib ikut!dan wajib datang!!!Cuma cowok itam mutlak kayak gitu aja kamu pikirin...kamu itu calon sarjana tampang nggak jelek-jelek amat masih banyak yang ngantri tau.....!udah itam,jerawatan duh...nggak jauh-jauh sama tampang si tukul kok bisa-bisanya kamu mikirin makhluk plenet kayak gitu sih..........?? Ri..Riana kamu masih bisa nafaskan?nggak kesedot sama wajah alien si tukul..”
Rasanya sudah ribuan makian,hinaan,dan julukan yang sangat narsis diberikan Dian untuk dia, dia yang...ntah lah,aku sedang tidak ingin menyebut namanya.apapun kata Dian tentang dia.hanya ada satu jawaban “AKU BELUM BISA MELUPAKAN DIA.” Kata-kata itu hanya sampai di kerongkonganku tanpa berani kuutarakan pada Dian, Aku mengerti semua resah Sahabatku itu, semua perhatian yang ia ucapkan lewat hinaan terhadap makhluk yang sangat aku cintai. Aku belum sanggup Melupakan semua kenangan yang terukir Indah lebih dari empat tahun. Jam 17.00 sore beranjak mendekati lembayung senja aku masih berdiam diri, handuk yang sedari tadi melilit tubuhku meyuruh segera beranjak ke kamar mandi, yang terjadi aku hanya menghadap cermin yang memantulkan wajah dengan seribu perasaan berkecamuk di dadaku.tiiit tuliiittut tuliilit
“Hallo Assalamualaikum
“Dah Siap Ri? kamu mau di jemput?”
“yah..kalo tidak keberatan !“
Mana mungkin sahabatku yang super baik itu keberatan.”aku suruh sepupuku yg jemput ya?”by..
“yan...Dian..!tuut tuuuut Telpon ditutup.Seperti biasa dengan sesuka hatinya Dian, padahal aku mau protes kalau orang lain yang jemput apalagi makhluk yg namanya cowok yanng menjemputku mending tidak usah di jemput............!!
“Riana kan?Iman..” tangannya terulur aku hanya menyapu pandang uluran tangan itu
“kita langsung berangkatkan?” tanyaku balik tidak sedikitpun menyentuh tangannya, bukan sombong atau sejenisnya aku masih trauma dengan yang namanya laki-laki dalam jenis apapun. Aku telah mewarnai hitam untuk menilai sang jantan. Ia hanya tersenyum dengan sikap dinginku.
“Ri...kata Dian kamu mau pindah sekolah ya?kalau itu benar...please...aku mohon jangan...jangan tinggalin kampung ini hanya gara cowok itu Ri.apapun yang kamu inginkan aku siap bantu kamu..”
Pias ya ampun....bola matanya memerah ada raut ketulusan disana. Pasti dian telah mempromosikan niat pindah sekolah yg kurancang dan mengirimkan Pria yang jago akting ini ke hadapanku.
“kalo nyetir jangan banyak ngobrol nanti jalan rusak nggak keliatan..”
Ia menyapu telunjukna di sudut mata.aku pura-pura tidak melihat semoga air mata itu bukan untukku
“Aku kenal dia, dan aku benci dia..dia nggak pantas buat kamu aku benci dia karna dia udah nyakitin kamu Ri..”
“Maaf, Aku sedang tidak ingin membicarakan apapun dan berbasa-basi dalam hal apapun please kamu tidak usah bicara lagi ya..”
Dia terdiam,melirikku sekilas dan melanjutkan perjalanan
***********************************************************************************
Jam 9.00
Pagar besi bercat putih bersih, berkaloborasi hijau pucuk pisang di ujungnya, pos keamanan yang lebih layak disebut biro jodoh spontan, jejeran tangga yang menjulang angkuh, dengan ribuan santri berkerudung putih ber-kain sarung hijau tua mengingatkanku papa enam tahun yang silam mengulum kerinduan untuk pesantren yang sangat ku cintai ini. Mengenang masa ketika pertama kali aku mengenalnya, mengenal sosok yang telah melemparkanku pada kesadaran bahwa aku tengah mengenal CINTA, mengenal arti kedewasaan, mengenal arti air mata, mengenal semua yang membuat ku semakin tak kuasa untuk melenyapkan namanya dari hatiku

bersambung
TENTANG KIRAN…………..
Tterkadang mimpi memang  begitu indah!! pemilik yang sedang terlelap tak ingin melepaskan mimpi yang baginya se-olah kelak akan menjadi nyata, menjadikan hitam yang berteman dengan kelabu akan menjadi pink  mendominan warna romantis bagi yang sedang terlena di buai angan. Kata orang Kiran sosok cowok super pelit kata-kata alias pendiam, padahal kalau sudah ketemu aku, hebohnya melebihi si centil julia perez atmosfer cinta terkadang memang mengubah segalanya yang pendiam jadi cerewet yang galak tiba-tiba jadi lembut, bahkan si smart bisa jadi urakan semua satu kata karena “cinta” itu satu alasan mengapa aku belum bisa melupakan Kiran. Dian boleh menghina kiran tapi tidak  Bagiku, Kiran Cowok bermata Sipit, Chinese kesasar…)menjadi Piatu sejak Ia mengenalku, Kiran butuh perhatian seorang ibu…karena di rumahnya Ibu adalah satu-satunya perempuan tunggal, Kiran anak ke – enam dari sembilan bersaudara semua laki-laki, dibesarkan tanpa belaian sosok wanita melahirkan beragam undang-undang tak tertulis di lingkup keluarganya, salah satunya Kiran sulit mengerti apa yang di inginkan seorang Perempuan, sampai suatu hari Ia mengenal-ku menganggap hadirku membawanya mempunyai seseorang tempat berbagi bukan sekedar menjadi seorang kekasih lebih dari itu  Kiran butuh seorang Ibu…itu lah yang ia pinta agar aku mendampinginya tidak sekedar pacar tapi merangkap membelainya bak anak yang merindukan ibunya.  Akupun terbiasa memanjakan Kiran, terbalik…semua orang tentu menatap heran seharusnya si cewek yang bergelayut manja tapi ini lain si cowok yang slalu minta di perhatikan dalam segala aspek tanpa terkecuali..
Empat tahun jalinan manis itu terjalin tanpa halangan, gula-pun tak bisa menandingi manisnya perjalanan kisah kasih  yang aku dan Kiran rajut,ku rangkai dengan semai seindah danau dan pohon kaktus di tengah padang pasir. Siapapun akan takjub memandangnya, kampung yang berjarak 800 Kilometer dari kotaku menyimpan semua asa yang selalu ingin aku ulang-ulang, meski kenyataan tidaklah se-indah harapan. Kampung santri..beribu ilmu bermukim disini slalu ingin aku gali di tanah subur bergelar  Ranah Mandailing..
Masih tentang Kiran
Kiran suka Bola, ia terpilih menjadi kiper dalam Group kesebelasan PASDAT (Persebelasan Anak Santri Daerah Timur).  Suatu hari…
“Sayang…
“Mmmm..napa”
“Kalo kita nikah, kamu pengen punya anak berapa?
"12 yang 11 cowok dan 1 aja cewk na..biar jadi kesebe;asan n yang cewek jadi wasitnya aja..he he..
"ada-ada aja..

No comments:

Post a Comment